Kamis, 19 November 2015

Gempita Sosial Media dan Agama Lipstik

Bismillah Arrahmaan Arrahim. Tulisan ini saya buat sebagai refleksi, pengingat bagi diri sendiri dan siapapapun yang mau mengambil pelajaran.

Tak bisa dipungkiri bahwa dengan adanya internet, manusia bisa saling terhubung satu sama lain meski terhalang tempat dan jarak. Internet telah memangkas begitu banyak biaya. Mengefektifkan waktu yang dibutuhkan manusia untuk saling bertemu. Melalui internet pula, manusia bisa mendapat banyak peluang yang dulu bahkan tak terbayangkan bisa terjadi. Transaksi bisnis, sosial, dakwah, hiburan, bahkan percintaan. Semua bisa dilakukan hanya dengan.menggerakkan jari- jemari.


Booming pengguna internet diikuti maraknya berbagai sosial media yang menjadi sarana beberapa aktivitas di atas. Saking banyaknya jenis sosial media yang bisa diakses, semuanya menjadi overlapping, tumpang tindih. Informasi yang kita dapatkan pun over dosis.
Efektivitas  jarak dan waktu yang semula bisa membuat kita lebih produktif karena menghemat banyak tenaga dan biaya, pada akhirnya justeru menjadi bumerang yang berbalik menyudutkan diri sendiri.

Hitung saja, berapa banyak waktu yang kita gunakan menatap layar gadget. Bandingkan dengan.produktivitas yang kita hasilkan di dunia nyata. Apakah sebanding atau justeru berbanding terbalik?

Belum lagi fenomena menjadi  Ustadz dan ustadzah dadakan. Berita yang kita dapat dari Whatsapp, begitu muda kita copy ke Facebook, lalu ke BBM, dan Telegram. Begitu pula sebaliknya. Hampir tiada hari tanpa kita menyampaikan.pesan- pesan agama ataupun sekadar pesan moral.

Mendadak semua orang tampil begitu alim dan sempurna layaknya tak pernah salah. Setiap hari, setiap jam, tiada waktu tanpa berbagi petuah agama, motivasi dan inspirasi. Lalu yang lain akan mengaminkan sekaligus mem -forward nya ke media lain, hingga berita menjadi viral.

Fenomena kesalehan media sosial- sumber gambar tak diketahui

Coba saja anda berbagi ceramah Ustadz YM atau FS atau motivasi MT, dijamin postingan anda akan segera tersebar dengan Viewers  2.546.677 kali dan dibagikan 1.999.444 kali. Luar biasa!.

Namun dengan menyebarnya pesan-pesan baik tersebut, apakah berbanding lurus dengan perubahan perilaku kita? Jawabannya belum tentu.

Sebab dengan begitu banyaknya informasi, petuah, nasehat dan motivasi, yang terjadi adalah hanya sepersekian persen pesan-pesan itu sampai ke hati kita. Mungkin otak kita mencernanya seketika, tapi hati kita belum tentu terketuk.

Ibarat seorang anak yang menerima begitu banyak nasehat dan omelan dari ibunya, maka sebanyak yang masuk telinga kanan, sebanyak itulah yang keluar lewat telinga kiri.

Apa buktinya? Ya..banyak saya temui orang mengajak beribadah ini itu, tapi pada kenyataannya, mereka sendiri belum tentu mempraktikannya. Banyak yang mencitrakan diri shalih dan memposting nasehat agama, tapi giliran kenal wanita, omongannya "bikin ngeri".
Banyak yang mengajak menyumbang saudara-saudara yang jauh , pamer-pamer organisasi yang telah menyumbang  lengkap dengan dokumentasinya. Tapi saat saudara sesama muslim di dekatnya hampir bunuh diri dan.menggadaikan aqidahnya, tak satupun yang tergerak hatinya untuk menolong. Sementara tak sungkan.meng-upload foto-foto sedang makan-makan di restoran.


Banyak yang membicarakan akhlak mulia  Nabi dan para sahabat hingga bercucuran airmata, tapi ketika ada seorang guru shalihah sederhana yang sudah berumur membutuhkan pendamping, semua yang mengaku lelaki shalih saling melempar tanggung jawab. Yang bujang mengaku belum siap, yang menikah sok pamer kesetiaan pada isteri. Tapi coba tawarkan, artis mantan bintang filem XXX yang udah bertaubat dan sekarang berjilbab, butuh lelaki shalih untuk menjaga dirinya dari fitnah. Niscaya semua akan mengaku shalih dan berbondong-bondong menawarkan diri sebagai pendampingnya. Gak peduli yang sudah menikah pun mendadak teringat ayat poligami.

Banyak yang menyuarakan dakwah yang santun dan merangkul mesra orang di luar agama Islam. Tapi terhadap saudara sesama muslim tak segan-segan mencaci dan menuduhnya teroris. Sementara menutup mata pada kedzaliman non muslim yang sudah nyata membantai jutaan muslim di berbagai belahan dunia.

Subhanallah.. Ya Rabb.
Anugerahkanlah hidayah di hati kami, sehingga tersingkaplah tabir yang menghalangi mata hati kami. Jangan biarkan keangkuhan kami yang ingin tampil sempurna di mata manusia, menjadikan kami orang-orang yang menipuMu dan Engkau benci.

Ya Allah, tidaklah masalah kami tidak dikenal penduduk bumi, asalkan nama kami disebut-sebut penduduk langit.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua kami, dan anak keturunan kami serta saudara-saudara seiman.kami. Kami menyadari betapa hina diri ini dihadapanMu. Maka janganlah KAU hukum kami atas kesalahan tapi. Kasihanilah kami, rahmatilah kami,  dan masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang bertaubat, dan masukkanlah kami dalam golongan orang-orang yang beruntung.

Aamiin Ya Robbal Aalamiin.


5 komentar:

  1. Hwuaaaa... hiks...

    Serem...
    Harus bener2 kuat pegang aqidah jaman sekarang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Suerem banget mba, udah nyata dan menggejala kan ya?

      Hapus
  2. Mari kita gunakan internet untuk kebaikan.
    Saling mengingatkan bagus juga
    Salam hangat dari Jombang

    BalasHapus
  3. aku masih banyak luput..

    btw.. Boci itu dari Rolling Glory, Creative Digital Media Studio yang ada di Bandung.

    BalasHapus