Dalam hidup ini, manusia tak mungkin bisa hidup dalam kesendirian. Sebagai makhluk sosial, manusia butuh berinteraksidengan orang lain dan merasakan kesenangan saat mendapatkan banyak teman.
Istilah banyak teman banyak saudara memang betul . Apalagi di jaman Global seperti saat ini, pertemanan adalah koneksi, yang berarti juga perluasan pintu rejeki.
Teman bisa memberi imbas yang sangat kuat dalam diri seseorang. Sehingga Rasulullah Salallahu alaihi Wa Salam, jauh-jauh harisudah mengingatkan dalam sebuah hadistnya.
"Akhlak seseorang itu bisa dilihat dari akhlak temannya. "
"Perumpamaan teman-teman yang shalih dan teman yang buruk itu laksana penjual minyak wangi dan pandai besi. buruk adalah laksana engkau berdekatan dengan pandai besi,Berteman dengan penjual minyak wangi akan membuatmu bisa membeli minyak wangi atau sekurang-kurangnya engkau mencium harumnya.Sementara berdekatan dengan pandai besi , engkau bisa terbakar atau sekurang-kurangnya engkau terkena asap tak sedap" (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim)
Itulah mengapa, kita harus berhati-hati memilih sahabat atau teman dekat yang runtang-runtung menemani hari-hari kita. Karena jejak yang ditinggalkan dalam diri kita akan sangat kuat melekat dan sulit dihilangkan.
Ini bukan berarti kita harus bersikap pilih-pilih pada manusia. Bukan, Tolong direnungkan perbedaannya. Kepada sesama manusia, siappaun dia, kita tetap harus bersikap baik.
Akan tetapi terhadap orang yang akan menyertai hari-hari kita, tentu sebaiknya kita pilih yang bisa memberikan manfaat dan menjauhkan mudharat.
Alangkah bahagianya bila kita dikelilingi oleh teman-teman yang baik dan shalih, yang membuat kita semakin bersemangat untuk memperbaiki diri dan menambah ilmu. Di saat lain, teman yang baik juga mampu mengingatkan kita bila kita melakukan hal-hal yang tak semestinya.
Tentang pentingnya persahabatan ini, dalam sebuah hadist diceritakan, bahwa apabila para penghuni surga telah masuk semua ke dalam surga, alau mereka tidak mendapati sahabat-sahabatnya semasa di dunia, mereka akan bertanya
"Ya Allah dimanakah temanku si Fulan dan si Fulan yang dulu shalat bersama kami, berpuasa bersama kami, dan berjuang bersama kami?" lalu Allah akan berfirman
"Carilah para sahabatmu itu dan keluarkan mereka dari neraka, bagi mereka yang hatinya ada iman, walaupun sebesar biji zarrah " (Hadist riwayat Ibn Mubarrak dalam kitab Az Zuhud). Subhanallah.
Imam Hasan Al Basri pernah berkata "Perbanyaklah sahabat mukmin mu karena mereka memilik syafaat di hari kiamat" tentunya syafaat mereka berbeda dengan syafaat yang dimiliki Nabi Muhammad. Namun dari para sahabat mukminlah kita senantiasa mendapat pengingat kala kita hampir tersesat.
Wahai sahabatku, apabila kelak kalian masuk surga dan tak menemuiku, sudilah kiranya mencariku, hingga aku bisa bersama-sama dengan kalian di taman surgaNYA.
Istilah banyak teman banyak saudara memang betul . Apalagi di jaman Global seperti saat ini, pertemanan adalah koneksi, yang berarti juga perluasan pintu rejeki.
Teman bisa memberi imbas yang sangat kuat dalam diri seseorang. Sehingga Rasulullah Salallahu alaihi Wa Salam, jauh-jauh harisudah mengingatkan dalam sebuah hadistnya.
"Akhlak seseorang itu bisa dilihat dari akhlak temannya. "
"Perumpamaan teman-teman yang shalih dan teman yang buruk itu laksana penjual minyak wangi dan pandai besi. buruk adalah laksana engkau berdekatan dengan pandai besi,Berteman dengan penjual minyak wangi akan membuatmu bisa membeli minyak wangi atau sekurang-kurangnya engkau mencium harumnya.Sementara berdekatan dengan pandai besi , engkau bisa terbakar atau sekurang-kurangnya engkau terkena asap tak sedap" (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim)
Itulah mengapa, kita harus berhati-hati memilih sahabat atau teman dekat yang runtang-runtung menemani hari-hari kita. Karena jejak yang ditinggalkan dalam diri kita akan sangat kuat melekat dan sulit dihilangkan.
Ini bukan berarti kita harus bersikap pilih-pilih pada manusia. Bukan, Tolong direnungkan perbedaannya. Kepada sesama manusia, siappaun dia, kita tetap harus bersikap baik.
Akan tetapi terhadap orang yang akan menyertai hari-hari kita, tentu sebaiknya kita pilih yang bisa memberikan manfaat dan menjauhkan mudharat.
Foto koleksi pribadi |
Alangkah bahagianya bila kita dikelilingi oleh teman-teman yang baik dan shalih, yang membuat kita semakin bersemangat untuk memperbaiki diri dan menambah ilmu. Di saat lain, teman yang baik juga mampu mengingatkan kita bila kita melakukan hal-hal yang tak semestinya.
Tentang pentingnya persahabatan ini, dalam sebuah hadist diceritakan, bahwa apabila para penghuni surga telah masuk semua ke dalam surga, alau mereka tidak mendapati sahabat-sahabatnya semasa di dunia, mereka akan bertanya
"Ya Allah dimanakah temanku si Fulan dan si Fulan yang dulu shalat bersama kami, berpuasa bersama kami, dan berjuang bersama kami?" lalu Allah akan berfirman
"Carilah para sahabatmu itu dan keluarkan mereka dari neraka, bagi mereka yang hatinya ada iman, walaupun sebesar biji zarrah " (Hadist riwayat Ibn Mubarrak dalam kitab Az Zuhud). Subhanallah.
Imam Hasan Al Basri pernah berkata "Perbanyaklah sahabat mukmin mu karena mereka memilik syafaat di hari kiamat" tentunya syafaat mereka berbeda dengan syafaat yang dimiliki Nabi Muhammad. Namun dari para sahabat mukminlah kita senantiasa mendapat pengingat kala kita hampir tersesat.
Wahai sahabatku, apabila kelak kalian masuk surga dan tak menemuiku, sudilah kiranya mencariku, hingga aku bisa bersama-sama dengan kalian di taman surgaNYA.
Penting banget ya mbak memilih untuk dijadikan sahabat :) Alhamdulillah punya sahabat baik...semoga bertambah terus sahabat baiknya....
BalasHapusMbak DianeSuryaman, iye penting banget, karena akhlak sahabat-sahabat kita bisa sangat kuat mempengaruhi diri kita
HapusBisakah kita memilih sahabat. Banyak persahabatan aneh di dunia ini. Seorang yang buruk akhlak bersahabat dengan yang berakhlak baik.
BalasHapusApakah memang selalu seseorang bisa dilihat dari sahabat yang dimilikinya? Bukankah berarti kita men-judge seseorang hanya dengan melihat orang-orang sekitarnya tanpa melihat apa dan siapa dirinya..
Bukankah kita akan berlaku kurang adil ketika kita menilai seseorang "buruk" karena dia berada di lingkungan yang "buruk" . Padahal kita tak mengetahui dirinya sebenarnya.
Mas Anton Ardyanto kita memang tidak semata men judge seseorang yang keberulan berada di lingkungan buruk, pasti dia buruk. Tapi manusia itu makhluk lemah Mas, sehari dua hari orang baik berkumpul dengan orang buruk, mungkin dia bisa menjaga diri dan berniat untuk memperbaiki akhlak buruk temannya, tapi coba rasakan sendiri kalau Mas terus menerus berkumpul dengan orang yang buruk akhlaknya, lambat laun, sedikit demi sedikit pasti terkontaminasi juga. Itu sudah sunnatullah atau hukum alam. Coba dulu deh kalau mau dibuktikan. Makasih ya
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBersahabat dengan orang yang positif bikin tentram hati. Berkumpul dengan orang2 yang negatif bikin hati rusuh. Jadi ingat sebuah idiom " Birds of a feather flock together" :)
BalasHapusBetul baget mba Dewi, itulah yang terjadi, dengan siapa kita senang berkumpul, lama-lama akan terwarnai :)
BalasHapusSusah cari sahabat sekarang ini :)
BalasHapusgitu ya Mak Lusi :)
BalasHapuskatanya sahabat akan terlihat saat kita sedang kesusahan :)
BalasHapusTullllll bingits Mbaa Keke Nai :)
BalasHapusMencari teman baik lebih mudah dari pada mencari dan menemukan seorang sahabat.
BalasHapus