Manusia adalah makhluk yang lemah. Meski Allah Subhanahu Wa Taala memberikan begitu banyak potensi, namun tak sedikit yang gagal memanfaatkan potensi-potensi itu.
Kesehatan, Kekayaan, Masa Muda, Kesempatan dan Hidup itu sendiri merupakan nikmat yang banyak tersia-sia karena ketidak mampuan mengoptimalkan ke lima hal tersebut sebaik-baiknya.
Alangkah ringannya kaki ini melangkah pada suatu tempat dan hal yang sia-sia, namun alangkah beratnya bila harus melangkah menghadiri majlis-majlis ilmu dan ibadah.
Alangkah mudahnya kita mengeluarkan uang untuk membeli kesenangan dan kemewahan dunia, namun alangkah kikir hati ini menyisihkan sebagian kecil untuk perjuangan di jalan Allah.
Betapa banyak energi dan waktu dan kesempatan kita korbankan untuk meraih popularitas, ketenaran, uang dan kesenangan dunia, namun alangkah terburu-buru atau bahkan lalai sama sekali kita menyempatkan diri untuk menuntut ilmu dan beribadah dengan khusyu' menghadap Sang Khaliq.
Betapa kita selalu berpikir bahwa masih ada hari esok untuk memperbaiki diri dan kualitas ibadah kita, namun kita selalu bergegas untuk menjemput keakayaan dan kesuksesan dunia.
Alangkah cinta kita pada dunia yang fana ini namun begitu lalai kita menmpersiapkan kematian yang merupakan pintu gerbang pada kehidupan abadi.
Kita melupakan sabda Nabi Salallahu Alaihi wa Salam yang berbunyi:
"Jagalah lima perkara sebelum datangnya lima perkara : hidupmu sebelum matimu, saat sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum datang waktu sempitmu, masa mudamu sebelum datang masa tuamu, dan kekayaanmu sebelum datang kemiskinanmu"
(Hadist riwayat Al Hakim dan Al Baihaqi)
Betapa jelas nasehat Rasulullah untuk kita, namun seringkali hawa nafsu mengalahkan semua logika dan melumpuhkan hasrat untuk mengatur hidup sebaik mungkin. Padahal jika kita berkaca pada sebuah firman Allah Subhanahu Wa Taala tentang keadaan orang-orang yang merugi di hari kiamat nanti, tentu kita akan berusaha sekuat tenaga menjadikan diri kita orang yang pandai memanfaatkan waktu dan kesempatan selagi masih hidup di dunia.
"Wahai Tuhanku, kembalikan aku ke dunia, agar aku bisa berbuat amal shalih terhadap apa yang telah aku tinggalkan" (Quran, Surah Al Mu'minuun 99-100)
Alangkah meruginya kita bila selama di dunia kita tak mampu memanfaatkan waktu kita sebaik mungkin sehingga kelak di akhirat hanya merasakan penyesalan dan keinginan menebus kehidupan dunia yang tak mungkin kembali.
"Dan jika sekiranya setiap diri yang dzalim itu memiliki segala apa yang ada di bumi, tentu dia akan menebus dirinya dengan semua itu, dan mereka membuktikan penyesalannya ketika mereka menyaksikan azab itu. Dan telah diberi keputusan diantara mereka mereka dengan adil, sedang mereka tidak dianiaya." (Quran, surah Yunus: 54)
"Ya Rabb, akulah orang paling merugi di dunia ini, betapa banyak Engkau memberi peringatan, namun betapa sedikit aku mengingat. Betapa banyak Engkau memberi kesempatan, namun betapa sedikit aku mampu memanfaatkannya sebaik-baiknya. Ampunilah aku, kasihanilah aku, berilah rahmat dan petunjuk padaku. Dan janganlah Engkau biarkan aku menjadi orang yang merugi"
Kesehatan, Kekayaan, Masa Muda, Kesempatan dan Hidup itu sendiri merupakan nikmat yang banyak tersia-sia karena ketidak mampuan mengoptimalkan ke lima hal tersebut sebaik-baiknya.
Alangkah ringannya kaki ini melangkah pada suatu tempat dan hal yang sia-sia, namun alangkah beratnya bila harus melangkah menghadiri majlis-majlis ilmu dan ibadah.
Alangkah mudahnya kita mengeluarkan uang untuk membeli kesenangan dan kemewahan dunia, namun alangkah kikir hati ini menyisihkan sebagian kecil untuk perjuangan di jalan Allah.
Betapa banyak energi dan waktu dan kesempatan kita korbankan untuk meraih popularitas, ketenaran, uang dan kesenangan dunia, namun alangkah terburu-buru atau bahkan lalai sama sekali kita menyempatkan diri untuk menuntut ilmu dan beribadah dengan khusyu' menghadap Sang Khaliq.
Betapa kita selalu berpikir bahwa masih ada hari esok untuk memperbaiki diri dan kualitas ibadah kita, namun kita selalu bergegas untuk menjemput keakayaan dan kesuksesan dunia.
Alangkah cinta kita pada dunia yang fana ini namun begitu lalai kita menmpersiapkan kematian yang merupakan pintu gerbang pada kehidupan abadi.
Kita melupakan sabda Nabi Salallahu Alaihi wa Salam yang berbunyi:
"Jagalah lima perkara sebelum datangnya lima perkara : hidupmu sebelum matimu, saat sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum datang waktu sempitmu, masa mudamu sebelum datang masa tuamu, dan kekayaanmu sebelum datang kemiskinanmu"
(Hadist riwayat Al Hakim dan Al Baihaqi)
Betapa jelas nasehat Rasulullah untuk kita, namun seringkali hawa nafsu mengalahkan semua logika dan melumpuhkan hasrat untuk mengatur hidup sebaik mungkin. Padahal jika kita berkaca pada sebuah firman Allah Subhanahu Wa Taala tentang keadaan orang-orang yang merugi di hari kiamat nanti, tentu kita akan berusaha sekuat tenaga menjadikan diri kita orang yang pandai memanfaatkan waktu dan kesempatan selagi masih hidup di dunia.
"Wahai Tuhanku, kembalikan aku ke dunia, agar aku bisa berbuat amal shalih terhadap apa yang telah aku tinggalkan" (Quran, Surah Al Mu'minuun 99-100)
Alangkah meruginya kita bila selama di dunia kita tak mampu memanfaatkan waktu kita sebaik mungkin sehingga kelak di akhirat hanya merasakan penyesalan dan keinginan menebus kehidupan dunia yang tak mungkin kembali.
"Dan jika sekiranya setiap diri yang dzalim itu memiliki segala apa yang ada di bumi, tentu dia akan menebus dirinya dengan semua itu, dan mereka membuktikan penyesalannya ketika mereka menyaksikan azab itu. Dan telah diberi keputusan diantara mereka mereka dengan adil, sedang mereka tidak dianiaya." (Quran, surah Yunus: 54)
"Ya Rabb, akulah orang paling merugi di dunia ini, betapa banyak Engkau memberi peringatan, namun betapa sedikit aku mengingat. Betapa banyak Engkau memberi kesempatan, namun betapa sedikit aku mampu memanfaatkannya sebaik-baiknya. Ampunilah aku, kasihanilah aku, berilah rahmat dan petunjuk padaku. Dan janganlah Engkau biarkan aku menjadi orang yang merugi"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar