Sebagai manusia, sangat wajar kita memiliki definisi bahagia yang sangat beragam. Umumnya manusia merasa bahagia apabila memiliki banyak uang. Ada yang merasa bahagia kalau dirinya sudah eksis dan terkenal sebagai publik figur.
Ada pula yang "merasa" pasti bahagia bila sudah keliling dunia (ehem!! ngaku deh), ada pula yang merasa bisa berbahagia bila sudah memiliki belahan jiwa yang mencintai dan dicintai.
Wajar dan syah-syah saja mendefinisikan kebahagiaan menurut impian masing-masing. Tapi..., benarkah bila manusia sudah meraih semua yang diimpikan itu, maka dia pasti bahagia?
Emm... not sure! Dari pengalaman saya sihh... ngga mesti yaaa. Sebagai manusia kita ngga akan pernah merasa puas meskipun sudah memperoleh apapun yang sudah kita impikan. Ibaratnya nih ya, kalo artis ditanya reporter "Apakah Anda sudah puas dengan apa yang anda capai saat ini?". Nah pasti si artis bakal ngejawab "Ah saya belum puas, saya akan berusaha lebih baik lagi" Klise! Tapi begitulah sifat manusia yang sebenarnya. Tidak akan pernah merasa puas.
Benarlah ucapan seorang alim bahwa
"Dunia ini, semakin kita menyelaminya, semakin haus dahaga kita, dan tak akan merasa puas".
Mereka yang sudah kaya, masih ingin bertambah kaya. Mereka yang sudah cantik masih belai-belain melakukan segala macam usaha meskipun pada akhirnya berakibat fatal.
Jadi apa sesungguhnya bahagia itu? bisakah Anda mendefinisikannya?
Dari pengalaman sekian abad hidup di dunia (say what ??) , saya akhirnya bisa mengalami apa itu sesungguhnya kebahagiaan sejati. Mau tahu?
Allah Subhanahu Wataala sendiri adalah Ar Rahman dan Ar Rahim, yang Maha Pengasih dan yang Maha Penyayang. Kasih sayang Allah pada kita melebihi kasih sayang orang tua kita, melebihi kasih sayang kekasih, anak-isteri, suami, bahkan melebihi kasih sayang kita pada diri sendiri.
Dia Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita. Terkadang dengan keterbatasan ilmu kita, kita menganggap Allah itu tidak cukup sayang paa kita. Ujian-ujiannya sering melumpuhkan kita.
Padahal jika kita mau menyelami apa makna dibalik ujiannya, sesungguhnya Dia sedang merencanakan sesuatu yang besar untuk kita. yang kita butuhkan hanyalah berbaik sangka, dan terus berusaha meraih cita-cita, sambil berdoa dan meyakini pertolongannya.
"Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu (Muhammad) mengenai aku, katakanlah, sesungguhnya Aku dekat, aku menjawab permohonan orang yang berdoa, apabila dia memohon kepadaku. Maka hendaklah memenuhi semua perintahKu dan selalu beriman kepadaKu agar mereka selalu dalam kebenaran" (Quran surah Al Baqara: 186)
Ada pula yang "merasa" pasti bahagia bila sudah keliling dunia (ehem!! ngaku deh), ada pula yang merasa bisa berbahagia bila sudah memiliki belahan jiwa yang mencintai dan dicintai.
![]() |
gambar dari Google |
Wajar dan syah-syah saja mendefinisikan kebahagiaan menurut impian masing-masing. Tapi..., benarkah bila manusia sudah meraih semua yang diimpikan itu, maka dia pasti bahagia?
Emm... not sure! Dari pengalaman saya sihh... ngga mesti yaaa. Sebagai manusia kita ngga akan pernah merasa puas meskipun sudah memperoleh apapun yang sudah kita impikan. Ibaratnya nih ya, kalo artis ditanya reporter "Apakah Anda sudah puas dengan apa yang anda capai saat ini?". Nah pasti si artis bakal ngejawab "Ah saya belum puas, saya akan berusaha lebih baik lagi" Klise! Tapi begitulah sifat manusia yang sebenarnya. Tidak akan pernah merasa puas.
Benarlah ucapan seorang alim bahwa
"Dunia ini, semakin kita menyelaminya, semakin haus dahaga kita, dan tak akan merasa puas".
Mereka yang sudah kaya, masih ingin bertambah kaya. Mereka yang sudah cantik masih belai-belain melakukan segala macam usaha meskipun pada akhirnya berakibat fatal.
Jadi apa sesungguhnya bahagia itu? bisakah Anda mendefinisikannya?
Dari pengalaman sekian abad hidup di dunia (say what ??) , saya akhirnya bisa mengalami apa itu sesungguhnya kebahagiaan sejati. Mau tahu?
"Kebahagiaan sejati adalah apabila engkau sangat mencintai Allah Subhanahu Wa Taala, dan Allah membalas cintamu sedemikian rupa sehingga engkau merasakan cinta Allah begitu menyesaki dadamu, sehingga engkau ingin membaginya kepada semesta alam"
![]() |
gambar dari Google |
Allah Subhanahu Wataala sendiri adalah Ar Rahman dan Ar Rahim, yang Maha Pengasih dan yang Maha Penyayang. Kasih sayang Allah pada kita melebihi kasih sayang orang tua kita, melebihi kasih sayang kekasih, anak-isteri, suami, bahkan melebihi kasih sayang kita pada diri sendiri.
Dia Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita. Terkadang dengan keterbatasan ilmu kita, kita menganggap Allah itu tidak cukup sayang paa kita. Ujian-ujiannya sering melumpuhkan kita.
Padahal jika kita mau menyelami apa makna dibalik ujiannya, sesungguhnya Dia sedang merencanakan sesuatu yang besar untuk kita. yang kita butuhkan hanyalah berbaik sangka, dan terus berusaha meraih cita-cita, sambil berdoa dan meyakini pertolongannya.
"Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu (Muhammad) mengenai aku, katakanlah, sesungguhnya Aku dekat, aku menjawab permohonan orang yang berdoa, apabila dia memohon kepadaku. Maka hendaklah memenuhi semua perintahKu dan selalu beriman kepadaKu agar mereka selalu dalam kebenaran" (Quran surah Al Baqara: 186)