Membaca berita tentang terdamparnya beberapa kapal pengungsi dari Rohingnya dan Bangladesh di pantai Aceh beserta semua kronologis kejadian yang melatar belakanginya, mau tak mau membuat berderai air mata siapa saja yang mempunyai hati nurani yang waras.
Cerita-cerita kekejaman yang mereka alami di negeri asal mereka, baik yang tersaji melalui gambar-gambar maupun beberapa video yang diunggah oleh UNHCR di Youtube, makin menambah miris hati yang melihatnya.
Sungguh Allah telah mengangkat derajat para nelayan Aceh yang telah dengan kasih sayang menerima mereka menepi ke daratan setelah berbulan-bulan mereka terkatung-katung di sepanjang perairan Andaman. Konon Malaysia dan Thailand pernah menolak kehadiran mereka.
Belum lagi berita-berita tambahan yang mengisahkan kekejaman yang dialami wanita-wanita Rohingnya di beberapa kamp negara tujuan, seperti Thailand, dalam rangka pencarian terhadap suami mereka yang telah pergi terlebih dulu, untuk mendapat pekerjaan, karena sulitnya akses kehidupan dan pekerjaan di negara asal mereka.
Cerita-cerita kekejaman yang mereka alami di negeri asal mereka, baik yang tersaji melalui gambar-gambar maupun beberapa video yang diunggah oleh UNHCR di Youtube, makin menambah miris hati yang melihatnya.
Sungguh Allah telah mengangkat derajat para nelayan Aceh yang telah dengan kasih sayang menerima mereka menepi ke daratan setelah berbulan-bulan mereka terkatung-katung di sepanjang perairan Andaman. Konon Malaysia dan Thailand pernah menolak kehadiran mereka.
![]() |
Penghargaan kemanusiaan bagi nelayan Aceh Foto: Dokumentasi ACT |
Belum lagi berita-berita tambahan yang mengisahkan kekejaman yang dialami wanita-wanita Rohingnya di beberapa kamp negara tujuan, seperti Thailand, dalam rangka pencarian terhadap suami mereka yang telah pergi terlebih dulu, untuk mendapat pekerjaan, karena sulitnya akses kehidupan dan pekerjaan di negara asal mereka.