Selasa, 04 November 2014

Dan Bagaimana Bila Jatuh Cinta ?

Jatuh cinta? Berjuta rasanya.
Selalu indah bila kita merasakan debaran-debaran dan letupan semangat yang menyala-nyala di dada.
Akan tetapi jatuh cinta juga berpotensi menguras airmata dan menorehkan luka.

Cinta adalah anugerah terindah yang Allah berikan pada makhluknya. Tanpa cinta apakah matahari akan setia menampakkan diri setiap pagi untuk menyinari bumi?
Tanpa cinta apakah rembulan rela berjaga sepanjang malam? Menembus kepekatan, menahan desir dingin angin dan sepinya malam?

Tanpa cinta apakah si paus biru rela menempuh ribuan mil untuk bermigrasi ke daerah tropis yang bukan habitat aslinya, agar bisa melahirkan anak-anaknya di tempat yang hangat dan aman dari pemangsa?
Tanpa cinta, apakah seekor kanguru betah menggendong anaknya yang berat ke manapun dia  melompat?

Kamis, 25 September 2014

10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Di dalam kalender Islam, bulan Dzulhijjah masuk dalam bulan-bulan akhir dari kalender yang dihitung setelah hijrahnya Rasulullah Muhammad Salallahu alaihi Wasalam sejak 1435 tahun yang lalu.

Pada bulan Hijriah ini pula jutaan muslim dari seluruh dunia sedang berkumpul di tempat-tempat suci dan dimuliakan yakni Makkah, Mina, Arafah dan Muzdhalifa, untuk melakukan prosesi utama ibadah Haji. Ibadah yang merupakan rukun Islam ke lima yang juga sangat dirindukan semua umat Islam.




Ka'bah dan jamaah haji, foto dokumen pribadi


Bagaimana dengan umat Islam yang sedang tidak berada di tempat tersebut alias muslim yang tidak sedang menunaikan ibadah haji?

Allah Subhanahu Wa Taala menyebutkan keutamaan 10 malam pertama bulan Dzulhijjah dalam Quran Al Karim, surah Al Fajr (89): 1-2 :
"Demi fajar dan malam yang sepuluh"

Jika Allah bersumpah atas sesuatu, itu menjelaskan betapa pentingnya sesuatu itu.

Suasana di Mina,menjelang wukuf, foto dokumen pribadi




Dalam tafsir Ibnu  Katsir dan beberapa riwayat hadist seperti Ibnu Abbas, Ibnu Azzubair dan para salafush shalihin (para pendahulu yang shalih), menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan malam yang sepuluh dalam surah Al Fajr itu adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Ibnu Abbas meriwayatkan, dari Rasulullah Salallahu alaihi Wa Salam bersabda :
"Tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah kecuali amalan pada hari-hari ini, yakni amalan pada sepuluh hari bulan Dzulhijjah".
Para sahabat bertanya " ya Rasulullah, tidak juga dengan jihad fii sabilillah?"
Rasulullah SAW menjawab "Tidak juga dengan jihad fi sabilillah kecuali bagi mereka yang pergi dengan jiwa dan hartanya dan tak kembali dengan sesuatu apapun (Hadist riwayat Bukhari dan Muslim).

Keutamaan sepuluh hari tersebut adalah, allah memberikan banyak anugerah bagi hambanya, diantaranya adalah anugerah tanggal 9 Dzulhijjah atau disebut hari Arafah. Pada saat itu para jamaah haji berkumpul di Arafah untuk berdzikir, berdoa dan memohon ampunan dari Allah Subhanahu Wa Taala.

Bagi muslim yang tidak hadir di Arafah (tidak sedang menunaikan ibadah haji), maka disunnahkan untuk melaksanakan puasa sunnah Arafah.

Adapun keutamaan tanggal 9 Dzulhijjah atau hari Arafah adalah :

1). Diampuni dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang bagi muslim yang berpuasa sunnah.

2). Hari dimana Allah telah menyempurnakan wahyu (Al Quran Al karim)  sebagaimana tersebut dalam surah Al Maidah (5) ayat 3 (Hadist Bukhari-Muslim)

3). Hari dimana Allah Subhanahu Wa Taala turun ke surga yang terdekat dengan bumi untuk menyaksikan para jamaah haji dan membanggakannya pada para malaikat.

4). Hari dimana Allah Subhanahu Wa Taala merahmati para jamaah Haji dan mengampuni dosa-dosa mereka sehingga mereka pulang bagaikan bayi tanpa dosa. (Hadist Bukhari-Muslim)

5). Hari dimana Allah paling banyak membebaskan manusia dari api neraka.

Subhanallah ALHAMDULILLAH Wa Laa ilaha ilallah Allahu Akbar!!

Sungguh besar kasih sayang Allah yang memberikan begitu banyak cara untuk melipat gandakan amal shalih dan memberi kita kesempatan untuk mendapat ampunan dan pembebasan dari api neraka.

Tidak ada hadist yang menyebutkan amalan khusus, tapi alangkah baiknya kita mengisi hari-hari 10 hari pertama bulan dzulhijjah dengan:

- Memperbanyak dzikir istighfar dan doa
- Melakukan amalan-amalan puasa sunnah semisal senin kamis, dan terutama puasa sunnah Arafah
- Memperbanyak bersedekah
-Memperbaiki shalat wajib dan merutinkan shalat-shalat sunnah
- Membaca, mengkhatamkan dan menghafal Al Quran
-Mencari ilmu dan mendatangi majlis-majlis ilmu

dan amalan baik yang dicontohkan Rasulullah Salallahu alaihi Wa salam lainnya. Baarakallahu lakum, semoga bermanfaat.





Rabu, 16 Juli 2014

Di Masjid Hatiku Terkait

Setiap pagi setelah mengantar si bungsu ke sekolah pada pukul setengah tujuh, aku langsung mengarahkan mobilku ke sebuah kampus asri tak jauh dari sekolah anakku. Kampus yang masih berada di wilayah tempat tinggalku juga. Kampus kebanggaan arek-arek Suroboyo dan masyarakat Jawa Timur.

Di kampus nan luas dan hijau asri yang menjuluki dirinya dengan Eco-Campus itulah kuhabiskan pagiku. Berlari di jogging track yang mengelilingi luasnya lapangan rumput, kelas-kelas sesuai jurusan , lapangan tenis, lapangan basket, lapangan futsal, kantin, laboratorium dan masjid.


Masjid di kampus ini sangat luas, indah, bersih dan rapi. Setiap selesai  ber-jogging ria sambil menghirup segarnya udara di lingkungan hijau itu, aku selalu mengakhiri  perjalanan pagiku dengan memasuki area  masjid yang tenang dan syahdu.

Setelah puas berlari, berjalan, memotret, memunguti buah-buah eksotis yang berjatuhan dari aneka pepohonan langka yang sengaja ditanam di kampus nan luas dan asri itu, aku menuntaskan acara "safari menenangkan  batin pagi hari"-ku dengan  mengambil air wudhu di areal wudhu masjid yang luas dan bersih itu. Lalu aku pun melayari keheningan pagi dengan bersujud di lantai atas masjid kampus yang hening dan syahdu itu.
Foto Koleksi Pribadi Titi Alfa Khairia
Berbait-bait do'a kupanjatkan memohon ampunan atas segala khilaf dan salah, meminta kekuatan menjalani hari agar senantiasa dalam tuntunanNya, serta melinangkan derai air  mata bila kusadari ada banyak hal yang luput dari pencapaianku.

"Ya Allah kusaksikan banyak manusia  begitu pandai mengisi hari dan hidupnya dengan padatnya amal shalih, sementara diriku hanya mampu menjadi penonton saja.".

"Ya Rabb, kujanjikan diriku senantiasa berjalan di jalanMU, sementara setiap detik nafsuku siap mengingkarinya".

"Bila tiada kasih sayang dan ampunanMU, niscaya aku hanyalah makhluk yang paling merugi"

Usai  mengadu dan melinangkan berpuluh genangan air mata, barulah hati ini merasa tenang dan batin menjadi lega.


Kulangkahkan kakiku keluar dari masjid indah nan bersih dan luas dikelilingi pepohonan rindang dan asri itu. Siapapun pasti betah berlama-lama duduk di sana. Shalat, berdzikir, berdo'a dan  membaca Quran.

Sering pula kusaksikan para mahasiswi di satu sisi dan para mahasiswa di sisi lain asyik berdiskusi dalam kelompok-kelompok masing-masing. Atau  beberapa nampak sedang membentuk halaqah. Mengkaji Quran dan Hadist dalam kelompok kecil. Mengingatkaku kembali akan masa-masa mahasiswa yang sangat indah.

Di malam-malam bulan Ramadhan, aku mendapatkan semangat menjalani tarawih berjamaah di masjid yang dikelola dengan baik oleh mahasiswa dan para dosen itu. Imam shalat Isya dan tarawihnya selalu membaca surah-surah dengan suara merdu, tausyiahnya selalu pas dan up to date. Tidak terlalu cepat, tidak terlalu panjang. Konten yang diusung selalu berbobot dan pas dengan kondisi terkini, membuatku makin mem-favoritkan masjid yang satu ini.


Ah,  aku tak akan bisa jauh dari tempat indah yang memberiku ketenangan ini. Hari-hariku makin indah dan bermakna, manakala aku mentautkan hatiku pada tempat suci yang indah dan tenang ini. Di masjid inilah hatiku terkait. Meski bukan aku yang membangunnya, namun aku turut merasa memiliki, masjid Manarul Ilmi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.


Keterangan : Foto  diatas dikutkan dalam

Lomba Foto Blog The Ordinary Trainer Writers

Sabtu, 12 April 2014

Cinta Melintas Batas


Seringkali kita mendengar bahwa cinta itu tumbuh melalui kedekatan. Seringnya bertemu dan banyaknya kesamaan minat dan aktifitas mungkin menjadi alasan tumbuhnya cinta.

Tapi di era global seperti saat ini, yang dinamakan kedekatan bukan lagi mengacu pada jarak fisik. Ia lebih mengarah pada kedekatan emosional. Tak peduli lautan dan benua yang memisahkan, cinta bisa tumbuh selayak suburnya daun-daun Mapel selama musim semi. (Dih... emang pernah lihat? engga  :P hihihi).

Itulah Cinta, sesuatu yang absurd, sulit ditebak. Tak bisa diraba, tapi indah untuk dirasa. Dan bila cinta telah datang, ia bagai tamu tak diundang. Masuk tanpa permisi, mengetuk-ngetuk pintu hati.

Cinta yang terindah adalah cinta dalam dekapan ukhuwah. Cinta yang tumbuh karena kesamaan cinta kepadaNYA.


Cinta seperti itulah yang sering saya temukan dari teman-teman dan saudara-saudara saya tercinta. Kami belum pernah bertemu secara fisik, namun begitu kami berbicara, seolah ada magnet kuat yang mengikat rasa.

Cinta seperti itu pula yang tiba-tiba menyeruak antara saya dan sahabat saya nun jauh di benua biru.Raidah Athirah. Muslimah Indonesia yang mengikuti takdirnya hidup jauh dari Pertiwi tercinta. Seperti cinta pada sahabat-sahabat terkasih saya lainnya, Ia indah mengikatkan hati saya.

Bertemu hanya lewat media sosial, berbincang beberapa kali dan merasa klik, maka kamipun bak dua saudara lama. Dan demi bukti cintanya, ia mengirimkan saya hadiah. Jauh-jauh dari Hausegand, Norwegia. Sebuah buku cantik yang pasti meninggalkan jejak yang abadi.

Saya hanya bisa membalas kebaikannya dengan puisi indah untuknya, sahabatku  Raidah Athirah :


Dan  bunga-bunga bermekaran indah.
Di taman hati berhias kupu-kupu cantik.
Kecantikannya  membangkitkan kembali
nyawa jiwa yang hampir mati
tergerus kerasnya ujian kehidupan

Dalam dekapan ukhuwah
Cinta tumbuh tanpa meminta balas
Tulusnya menguatkan asa
Akan janji hari-hari indah
Dalam naungan CintaNYA

Wangi cinta semerbakkan ruang jiwa
yang hampir hampa karena putus asa
Meniti gelap terang hari-hari di dunia
Berharap akan terus terbawa
Hingga kita bersama bertemu dalam  surgaNYA


@Raidah Athirah : Kita terikat tali yang kokoh
                               Tali itu bernama Ukhuwah

Sabtu, 22 Maret 2014

Muslimah-Muslimah Yang Menginspirasi

Sebagai Muslimah sewajarnya kita menjadikan syariah sebagai dasar dari segala aktifitas kehidupan kita. Mengikuti keyakinan, bahwa tugas termulia seorang wanita adalah mengabdi pada suami dan mendidik putera-puterinya, banyak muslimah yang mendedikasikan seluruh waktunya untuk total menjadi isteri dan ibu.

Sebuah tugas yang cukup berat, mengingat banyak orang yang berpikir bahwa menjadi isteri dan ibu bukanlah pekerjaan, dan masih sering tidak dihargai. Sementara kenyataannya, menjadi isteri dan ibu berarti siap dua puluh empat jam dibebani pekerjaan rumah tangga yang seakan tiada habisnya. Semoga banyak orang yang menyadari  bahwa tugas dan kedudukan seorang ibu itu sangat mulia.


Namun sudah menjadi sunnatullah, bahwa ada sebagian muslimah yang memiliki passion pada pekerjaan dan aktivitas tertentu. Untuk mereka ini kita tentu tak bisa menunjuk bahwa mereka ini tidak berusaha menjadi isteri dan ibu yang baik. Asalkan bidang yang dipilih  memang dibutuhkan masyarakat, dia tetap bisa menjaga diri agar tetap berpegang teguh pada aturan  syariah, dan kehadirannya justeru melengkapi beragamnya kebutuhan manusia untuk melengkapi kehidupan yang semakin kompleks ini, maka menurut saya itu boleh-boleh saja.

Salah satu yang menurut saya tak terelakkan di jaman modern ini, adalah kebutuhan entertainment atau hiburan. Sebagian besar muslim yang sangat berhati-hati, mungkin akan mencoret entertaintment dari daftar kebutuhan mereka, karena keinginan untuk mengisi waktu hanya dengan hal-hal yang bermanfaat dan bernilai ibadah. Alasan lain juga karena hampir semua isi hiburan di berbagai media terutama televisi, lebih banyak membuat manusia jadi pemalas  dan mengajarkan pelanggaran-pelanggaran syariat melalui gaya hidup serba hedonis dan permisif.

Bagi orang tertentu, alasan kedua ini justeru menjadi peluang. Mereka melihat celah kebutuhan manusia yang tak mungkin diabaikan begitu saja, dan mampu mengisinya dengan muatan yang positif.

Sungguh menyenangkan melihat muslimah yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk keluarga, tetapi juga sangat menginspirasi ketika melihat muslimah-muslimah yang  mampu berkiprah di luar rumah dalam areal-areal yang nampaknya selama ini menjadi impossible areas bagi muslimah. Seperti dunaia entertainment misalnya.

Adalah Oki Setiana Dewi, seorang muslimah yang mengawali hidupnya dari menjadi model catwalk. Ketika hidup di Batam sudah memberinya banyak hasil dari perjuangan gigihnya sejak kecil, Oki menginginkan sesuatu yang lebih. Dia ingin jadi artis terkenal. Maka hijrahlah Oki ke Jakarta untuk mengejar cita-citanya.
Tak kurang -kurang pengorbanannya untuk meraih impiannya. Ditinggalkannya karirnya sebagai juri termuda Se- Batam untuk berbagai ajang lomba model-modelan, karena Oki sudah dilarang mengikuti berbagai kontes, sebab bisa dipastikan Oki-lah yang bakal memenangi setiap lomba (setelah bertahun-tahun sebelumnya Oki selalu kalah dan tak mau menyerah untuk terus belajar dari para pemenang). Ditinggalkannya kenyaman hidup di tengah keluarga tercinta, ditinggalkannya semua prestasi cemerlangnya di sekolah dan di kalangan model dan agensi.

Pada usia enam belas tahun, Oki hijrah ke Jakarta. Tinggal sendiri di rumah kos, jauh dari orang tua. Kembali ke titik nol. Menjadi bukan siapa-siapa lagi. Lalu Oki berjuang mengikuti casting demi casting yang semua berakhir dengan penolakan.

Saat ujian datang, dengan sakit kerasnya sang ibu, Oki yang beruntung menemukan lingkungan orang-orang yang membuatnya melihat bagaimana Islam diterapkan dalam keseharian,  baik lingkungan sekoah SMU-nya maupun lingkungan kuliahnya, membuat keputusan yang merubah total hidupnya. Oki memilih berhijab  dan mulai menjadikan syariah sebagai dasar hidupnya.

Saat keputusan telah dibuat, datanglah ujian. Para produser yang dulu menolaknya satu persatu datang menawarkan peran di dunia hiburan untuknya. Padahal saat itu Oki sudah mulai istiqomah berhijab dan memperdalam Islam. Oki juga sudah memutuskan untuk melupakan keinginannya menjadi artis dan putar haluan dengan ingin menjadi guru. Sebuah pilihan mulia yang berlandaskan keinginan untuk mendedikasikan hidupnya untuk memberi manfaat bagi orang lain.

Oki menolak tawaran kembali ke  dunia entertainment karena syaratnya dia harus melepas hijabnya. Oki sudah memilih, dan dia memilih tetap menggenggam erat syariah, meski harus kehilangan semua gemerlap dunia yang selama ini sangat diimpikannya.

Qadarullah membawa Oki menjadi artis terpilih untuk memerankan Anna Althafun Nisa dalam filem layar lebar Ketika Cinta Bertasbih. Sejak saat itu berbagai prestasi dan tawaran main filem terus mengalir pada Oki. Semua keinginannya yang dia tinggalkan untuk  total mentaati Allah, dibayar lunas oleh Allah lewat cara yang lebih indah dan tanpa meninggalkan aturan syariah yang diyakininya.



Bahkan kini Oki menjadi ikon. Ketaatannya dalam berhijab syar'i menginspirasi banyak orang. Kehadiranya di dunia entertainment menjadi oase bagi hausnya mereka yang merindukan edukasi dan kesantunan dalam hiburan.
Kehadiran muslimah-muslimah berprestasi yang teguh memegang syariah ini, memberikan benang merah bagi kehidupan muslimah yang memilih total di rumah dan cenderung tertutup, dengan mereka yang aktif diluar rumah sehingga 'terpaksa' meninggalkan syariah.

Oki dan beberapa kawan-kawan artisnya yang saat ini bergabung dalam ODOJ-er (One day One Juz), memberikan atmosfir positif yang mewarnai dunia hiburan di Indonesia. Bahwa menjadi artis bisa dilakukan dengan tanpa meninggalkan syariah. Bahwa menjadi artis itu tak selalu identik dengan hura-hura, pemborosan uang, waktu, ataupun narkoba dan kebebasan hidup tanpa arah.  Oki telah menginspirasi kita bahwa, apapun pilihan profesi kita, hendaklah kita tetap memegang teguh syariah dan mampu mewarnai lingkungan kita dengan  kebaikan dan nilai-nilai kebajikan Islam yang universal. Bukan malah terwarnai dan terseret arus negatif.

Semua itu akan mampu terwujud jika kita sebagai muslimah mau:
- Memahami syariah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
- Memilih lingkungan yang menguatkan iman
- Berteman boleh dengan semua kalangan, tetapi bersahabatlah dengan mereka yang mengkuatkan imanmu.
- Fokus dengan tujuan kebaikan kita dan tak berputus asa dalam meraihnya.
- Berprestasi  agar mampu memberi bagi orang lain
- Semua hanya karena Allah Subhanahu wa Taala
Menjadi Muslimah yang menginspirasi tidaklah mudah, tapi kita tak akan pernah menjadi apa-apa bila menyerah pada setiap kesulitan